Zev dan KoKiers di seluruh pelosok dunia ...
Tadi malam saya keluar dari kamar, berdiri di balkon memandang langit. Tampak hanya beberapa bintang dan ingatan kembali ke masa kecil. Dulu di Jogja, sekitar akhir tahun 70-an, waktu itu saya diajak bapak serta ibu ke lapangan yang cukup dekat dari rumah. Kira-kira jam 8 malam, setelah makan malam. Masih ingat waktu itu ibu menunjukkan gugusan bintang yang istilah kerennya Milky Way, sedangkan waktu itu ibu bilang, “Bejan,lihat…, itu galaksi Bima Sakti.” Selain itu ibu juga menjelaskan beberapa nama rasi bintang, seperti ‘ Gubug Penceng’ (Crux) sebagai penunjuk arah selatan, Waluku (Orion) sebagai penunjuk dimulainya musim tanam padi dan beberapa rasi lainnya. Juga beberapa Planet yang memiliki cahaya tak berkedip. Semuanya tampak jelas...segumpalan warna putih digelapnya langit malam, planet-planet, dan rasi bintang.
Sekarang, seperti tadi malam, rasanya sulit menikmati langit malam hari di kota bahkan di desa. Gemerlap dan sinar lampu cukup menyilaukan dan mempengaruhi penglihatan. Tidak salah kalau kita pergi keluar kota yang masih jarang penerangan atau naik gunung, bintang-bintang terasa lebih jelas dan dekat. Masih ingat waktu di Iran, Alborz, di sebuah pegunungan yang bisa dikatakan terlindung dari cahaya kota, beberapa kali waktu itu saya bisa menikmati bintang jatuh (meteor) dan bintang terasa sangat dekat.
Gelap dan tidaknya langit malam ada skalanya juga, jadi tidak hanya gempa saja lho. Skala kegelapan langit di malam hari menurut John E. Bortle (lebih dikenal dengan The Bortle Dark Sky Scale) pada jamannya Galileo dulu rata-rata Kelas 1 (Excellent Dark Sky). Sedangkan sekarang, kota semacam New York, Tokyo masuk dalam kategori kelas 9 (paling terang). Di skala kelas 9 ini rasi-rasi bintang tidak nampak dan hanya Bulan dan planet serta beberapa bintang yang terang saja yang bisa dilihat dengan mata telanjang.
Tahun 1988 David L. Craford, seorang astronomy, membuat organisasi non-profit the International Dark-Sky Association(I.D.A) http://www.darksky.org/ . Organisasi ini sekarang masih dalam misinya mengubah dunia pada malam hari. Organisasi I.D.A mempunyai anggota di 78 negara, bahkan Iraq dan Iran termasuk didalamnya. Iraq dan Iran merupakan negara yang hobi menikmati langit di malam hari cukup popular terutama di kalangan para remaja perempuan.
Sa’adat-Shahr, kota kecil di Iran sekitar 650 Km kearah selatan Teheran, merupakan kota yang penduduknya menempatkan astronomi sebagai bagian dari gaya hidupnya. Secara berkala, pemerintah setempat mematikan aliran listrik agar penduduk kota tersebut dapat menikmati pemandangan langit malam dengan jelas, dan merayakan ‘pesta bintang’ yang diatur oleh para guru dan pengajar setempat. Mungkin kalau di Bali pada saat upacara Nyepi kita juga bisa menikmati keindahan langit malam hari.
Jepang juga merupakan negara yang masyarakatnya pemuja keindahan langit malam. Bahkan dulu pernah seorang kenalan waktu berkunjung ke Indonesia membawa ‘peta rasi bintang’. Berbentuk lingkaran dan transparan, jadi kalau membaca peta tersebut harus diterawangkan ke langit. Selain itu setiap tanggal 7 bulan 7 di Jepang diadakan festival Tanabata (Tanabata Matsuri) ketika Orihime (Vega) dan Hikoboshi (Altair) bisa bertemu setahun dalam sekali yang dipisahkan oleh sungai ‘Bima Sakti’ alias Amanogawa. Pada saat festival ini, biasanya orang akan menulis keinginannya dalam bentuk puisi di secarik kertas dan digantungkan di sebuah bambu khusus. Tanabata Matsuri ini yang paling terkenal dan meriah diadakan di Sendai dan Hiratsuka dekat Tokyo.
Saya tidak sempat menggantungkan sebuah puisi di Sendai, dan ini bukan puisi saya, tapi saya lupa penulis aslinya (dalam bahasa Inggris,mungkin ada yang tahu) tetapi menurut saya lebih indah kalau dirangkai dalam bahasa Indonesia. Maaf puisinya agak ‘morbid’.
Kalau esok aku mati
Akan aku semayamkan cintanya di atas bintang-bintang.
Agar setiap orang yang memandangnya
Akan terpesona oleh keindahannya
dan mulai belajar untuk mencintai malam
PS:
Jadi untuk kota-kota di Indonesia (bisa dimulai di kota kecil seperti Salatiga)… mohon matikan lampu barang semalam saja ya :) dan Anda akan bilang ‘Wooow,’ ketika menengadah ke langit malam. Salam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar